Rabu, 28 November 2012

4. KERANGKA PEMIKIRAN (METODE RISET)



         Untuk  mengukur  tingkat  kepuasan  pelanggan,  belum  ada  standar  baku  yang dapat  dijadikan  pedoman,  selain  karena  kepuasan  itu  sifatnya  relative  juga  harapan dan  interpretasi  pelanggan  berbeda-beda  pula.  Tetapi  secara  empirik  kepuasan Pelanggan dapat dipahami oleh perusahaan dengan meneliti 5 (Lima) dimensi kualitas pelayanan yaitu: reliability (kehandalan), assurance (jaminan), responsiveness (daya tanggap),  tangibility  (bukti  fisik),  dan  emphaty  (empati).  Jika  PT.  PLN  (Persero) mampu  menjabarkan  kelima  dimensi tersebut  dalam  suatu  mekanisme  pelayanan, maka  kepuasan  pelanggan  lebih mudah  diwujudkan  atau  dengan  kata  lain  harapan konsumen  untuk  merasa  puas  dengan  pelayanan  PT.  PLN  (Persero)  akan  lebih mendekati  kenyataan.  Pelayanan  dikatakan  berkualitas  apabila  konsumen  merasa puas, baik pada saat terjadinya kontak pelayanan pada situasi tertentu maupun di saat pasca pembelian.  Pelanggan PT. PLN (Persero) dikatakan puas apabila terdapat kesesuaian antara harapan  konsumen  setelah  mengevaluasi  suatu  produk  dengan  pelayanan  yang diterimanya. Ketidakpuasan akan  timbul  jika harapan dan keinginan konsumen  tidak sesuai  dengan  kualifikasi  pelayanan  yang  diterimanya.  Secara  sistematik,  kerangka berpikir dalam penulisan ini dapat digambarkan sebagai berikut :



Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar