PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di
berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu,
dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah
larut dalam air, tetapi borakstidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa
digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks
berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia
pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan
sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan
sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini
tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika
terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
Sedangkan formalin merupakan
cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga,
dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki
bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan
sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai
pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah
diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap
menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya.. Beberapa
contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin
adalah bakso, ikan, tahu,dan mie,.Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan
yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi
dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam
kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks
yang digunakan dalam suatu makanan. lebih baik hindari makanan yang mengandung
formalin.
Sekarang ini banyak sekali bahan
kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat
pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di
samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain.
Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan
dan dapat berakibat fatal. Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan.
Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus
diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya
akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum
sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan
mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
2.
Rumusan Masalah
Boraks adalah bahan kimia yang
digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptikkayu dan pengontrol kecoa. Sedangkan
formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi
serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis. Kedua bahan kimia
tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat
berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan
segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan
bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga
menyebabkankematian.
Dalam karya tulis ini kami akan
berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari boraks dan formalin itu
sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan sebagai
salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan berbagai akibat dari
penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang
harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.
3.
Tujuan
Tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengertian
boraks dan formalin.
2. Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada
2. Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada
proses pembuatannya.
3. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
4. Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks
3. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
4. Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks
pada makanan.
4. Manfaat
1. Dapat mengetahui
cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai
pengawet sehingga dapat menghindarinya.
2. Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.
3. Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan
2. Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.
3. Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan
boraks dan formalin pada produk pangan.
4. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan
4. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan
berbagai solusi yang telah dipikirkan.
5. Hipotesis
1. Boraks dan formalin
merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industry
tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan
sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang
sama sekali tidak ada kaitannya dengan
makanan.
2. Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses
2. Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses
pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan
ikan asin.
3. Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan
3. Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan
pada saluran pencernaan, hati, saraf,
otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang
terkena secara langsung. Dan bila terjadi
secara terus menerus dapat menyebabkan kanker
bahkan kematian.
4. Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan
4. Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan
formalin pada produk makanan. Tetapi
tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang
tegas dan tidak tepat mengenai sasaran.
Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat
orang-orang yang keracunan atau terkena
penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan
yang mengandung boraks atau formalin.
6. Analisis Data
Cara saya dalam menganalisis data
yang saya dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan
landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu saya mulai
menghitung jumlah data, setelah itu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap
pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. . Langkah
berikutnya, saya menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga
dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, menuangkannya dalam karya
tulis ini.
PENUTUP
Kesimpulan
a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi
ada juga sebagian kecil lainnya yang belum
begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan
boraks dan formalin pada produk makanan,
walaupun sebagian ada yang mengetahui secara
pasti.
c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran
c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran
penggunaan boraks dan formalin. Tetapi
menurut penelitian BPOM pada tahun 2005, ikan
adalah bahan makanan yang paling sering
menjadi sasaran boraks dan formalin.
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan
boraks dan formalin, sehingga masih banyak
kasus mengenai hal ini terjadi.
Saran
Saran
a. Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin,
pengertian, fungsinya, serta dampaknya
apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
b. Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti
b. Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti
mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke
daerah-daerah tertentu dan membuat
undang-undang mengenai boraks dan formalin.
c. Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya
c. Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya
mengandung bahan formalin maupun boraks.
d. Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan
d. Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan
boraks dan formalin pada bahan makanan.
Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika
melihat ada orang lain yang sengaja
menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang
dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan
menjual boraks dan formalin, tanpa
mengetahui latar belakang pembeliannya.
Sumber :
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net